Rabu, 30 Maret 2016

RUANG LINGKUP PSIKOLINGUISTIK

BAB I
PENDAHUUAN


A. Pertanyaan Kajian

1. Apa Pengertian Psikoinguistik?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Linguistik?
3. Apa Ruang Lingkup Psikoinguistik?
4. Apasajakah Pokok Bidang kajian Psikolinguistik?

B. Outline

1. Pengertian Psikolinguistik
2. Sejarah Perkembangan Psikolinguistik
3. Ruang Lingkup Psikolinguistik
a. Bahasa
b. Lisan
c. Komunikasi

4. Pokok Bidang Kajian Psikolinguisik
1. Pengolahan Bahasa
2. Penyimpanan Bahasa dan Akses
3. Pemahaman Teori
4. Bahasa dan Otak
5. Bahasa Dalam Keadaan uar Biasa
6. Akuisi Bahasa Pertama


BAB II
PEMBAHASAN


Image Source: Psikologiku.com

A. Pengertian Psikolinguistik

     Psikolinguistik memiliki beberapa pengertian. Waren memaparkan dalam bukunya bahwa psikolinguistik merupakan studi yang menanamkan pemahaman penggunaan bahasa. Proses pemahaman penggunaan bahasa meliputi pemaham berkomunikasi dan bahasa penulisan”. Kutipan asli pengertian tersebut saya sertakan sebagai berikut. “Psycholinguistic can be defined of study of mental and processes in volved, in language use including the production, including the production comprehention and storage spoken and writen language (Paul Waren, 2013: 4). 

     Menyambung penjelasan Waren, pengertian lain dipertegas oleh Field, bahwa pemahaman tentang penggunaan bahasa merupakan korelasi antara pikiran dan lisan. Bahasa merupakan produk dari pikiran manusia, dari hasil berpikir kemudian membuat pola komunikasi berdasarkan pengalaman dan latar belakang masing-masing individu dalam mengungkapkan informasinya. Dengan berkomunikasi diharapkan orang akan berkembang dari segi wawasanya, sekaligus menambah gagasan-gagasan yang baru didalam dirinya. Kutipan asli Field saya sertakan dibawah ini.
Psycholinguistics explore the relationship between the human mind and language. It treats the language user as an individual rather than a representative of a society.In this way, we hope to gain insights into the way in which the configuration of the human mind shapes communication-even though the processes involved may be so well established that we are no longer aware of them. In fact, the notion that language is product of the human mind gives rise to two interconnected goals, both the concern of Psycholinguistics (John Field, 2003: 2)

     Psikolinguistik merupakan ilmu tentang Psikologi yang lebih dahulu mempunyai hubungan langsung dengan ketidakteraturan kejiwaan seseorang. Terutama fokus dalam penanganan aphasia, stuttering, mental deficiency dan segala yang berhubungan dengan bahasa dan otak sekaligus kekacauan dalam berkomunikasi. Pengertian tersebut terdapat  dalam buku R. M. Rieber seperti dalam kutipan berikut.
The ideal application involves the scientific study of the psychology of language and thought as it relates to the gamut of psychological disorders. In general, psychiatrists are not primarly concerned with aphasia, stuttering, mental deficiency, and other related neurolinguistic communication disorders (R.W. Rieber, 1980: 3)

     Secara garis besar ilmu psikolinguistik tidak hanya mempelajari tentang pemerolehan bahasa pada anak, melainkan banyak cakupan yang masuk kedalam bahasan psikolinguistik. Seperti halnya menangani anak-anak atau orang yang mengalami kesulitan dalam berbahasa, disleksia, stuttering, affasia, dan kasus-kasul lain mengenai gangguan berbahasa pada orang.


B. Sejarah Perkembangan Psikolinguistik

     Psikolinguistik sendiri pertama kali dikenal sebagai salah satu ilmu tentang Psikologi Bahasa pada tahun 1920. Psikolinguistik sendiri dinyatakan sebagai salah satu bidang ilmu baru pada tahun 1951, setelah di deklarasikan di Universitas Cornell dalam sebuah seminar kemudian hasil dari seminar tersebut dibukukan dalam bentuk jurnal oleh (Osgood & Sebeok 1954 a) dan Linguistik pertama ( Osgood dan Sebeok 1954 b). Psikolinguistik sendiri berkembang menjadi sebuah ilmu disipliner yang luas dan berpengaruh terhadap metodologi penelitian. Pemahaman Psikolinguistik sendiri merupakan ilmu multidisipliner, seperti dalam kutipan berikut. 
The Psycholinguistics appears to have first been used to refer to the Psychology of Language in the 1920. However, the birth of Psycholinguisticcs as discipline is often linked to a seminar at Cornel Universiti in 1951. (Paul Waren, 2013:6)

C. Ruang Lingkup Psikolinguistik

1. Bahasa
Bahasa memiliki sifat suka rela, simbolis, sistematis, dan beroprasi dalam dua modal yang berbeda, yaitu lisan dan tulis. Sejarah proses menulis adalah produk yang berasal dari lisan. Dalam kehidupan manusia, membaca dan menulis dipelajari sebagai bentuk konsekwensi atas diperolehnya kemampuan mendengarkan dan berbicara. Hal ini sesuai dengan pendapat Field. 
“Language is systematic. Language is voluntary. Language is systematic. Language operates in two different modalities: speech and writing. Of the two,
speech is regarded as primary. This is partly because it preceded writing historically; writing is a by-product of speech. It is also because, in the life of an individual, reading and writing are learnt as a consequence of having acquired speaking and listening skills (Field, 2003: 5)
     Dalam berkomunikasi tentunya memiliki perbedaan, kesepakatan yang melibatkan dari orang yang berbicara, sekaligus suara juga menentukan dari komunikasi tersebut. Fisik bukan aspek yang terpenting dalam penggunaan bahasa. Tentunya, bahasa sangat berpengaruh dari kejiwaan ketika seseorang belajar bahasa untuk menirukan bahasa.
There is, of course, a difference in the physical means of communication: signing involves light and speech involves sound. But a particular physical mode is not an essential aspect of language. Of course, language must depend on some physical mode for its use and learning but that mode need not be limited to sound (Danni. D. Steinberg, 2006: 37)
     Bahasa bukan hanya bahasa secara lisan saja, melainkan ada bahasa isyarat. Penelitian tentang bahasa isyarat sendiri sudah dilakukan sejak tahun 1960- an ketika para ahli linguistik dan psikolinguistik menemukan penggunaan bahasa isyarat pada seseorang.  
Research on sign language seriously began for the part in the 1960s when linguists aand psycholinguists addressed themselves to this newky discovered area (Danni. D. Steinberg, 2006: 38)

2. Lisan
     Bahasa lisan bisa dikarakteristikkan proses pengucapan yang melibatkan komunikasi dari sebuah pesan yang disampaikan (Field, 2003: 6). Menurut Field Lisan memiliki ciri yang nyata, yaitu melibatkan dua bentuk  komunikasi non-linguistik seperti dengusan dan mendesah. Kedua faktor tersebut memiliki pengaruh dalam menghasilkan lisan. 
     Bentuk, ukuran, dan posisi alat ucap yang digunakan. Keterkaitan dalam penggunaan lisan yang menyeuruh meliputi lidah, gigi, langit-langit lunak rahang, dan hidung, rongga mempunyai kemampuan untuk meenturkan pita suara. 
     Bernafas dan mengeluarkan suara pada waktu yang sama. Hanya manusia yang memiliki kemampuan kontrol lebih besar atas nafas mereka dari pada makhuk lain, dan itu semua memungkinkan untuk menghasikan aliran udara dari paru-paru ketika berbicara. 

3. Komunikasi
     Mencermati buku Field bahwa “The term covers any means by which two individuals exchange information. While language is one type of communication, it is not the only one (Field, 2003: 2). Komunikasi merupakan istilah untuk seseorang ketika bertukar informasi. Namun, bahasa bukan satu-satunya alat untuk berkomunikasi manusia. Contoh komunikasi yang tidak menggunakan bahasa adalah bahasa tubuh, senyum, ekspresi, sinyal tangan, bahkan lampu lalu lintas dapat mengkomunikasikan simbolnya dengan pengguna jalan.Berikut ini penjelasan lebih lanjut yang ditulis oleh Field “Human beings can convey ideas and feelings by means of many devices, among them hand signals, facial expressions, body language, nods, smiles and winks(Field, 2003: 2).

D. Pokok Bidang Kajian Psikolinguistik

     Kajian psikolinguistik terbagi menjadi enam (6) bidang, namun beberapa diantaranya tumpang tindih.
1. Pengolahan Bahasa
   Tahapan dan kejadian yang dilalui ketika melibatkan ketrampilan mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca (Field, 2003: 2).
2. Penyimpanan Bahasa dan Akses
   Proses kosa kata disimpan dalam pikiran dan bentuk aturan tata bahasa yang diambil (Field, 2003: 2).
3. Pemahaman Teori
   Pengelolaan pengetahuan untuk dapat dipahami (Field, 2003: 2).
4. Bahasa dan Otak
   Aktivitas neurologis sesuai dengan membaca atau mendengarkan, pembagian penyipanan pengetahuan linguistik dan konsep semantik dalam otak, dan kegiatan berkomunikasi(Field, 2003: 2). Noam Chomsky berpendapat bahwasanya anak yang normal dapat memperoleh bahasa pertamanya, pemerolehan bahasa tersebut tidak dipengaruhi oleh intelejensi atau gaya belajarnya. Menurut Lanberg, pada masa kecil hubungan antara dua bagian otak masih sangat lentur dan bisa berpindah secara flleksibel. Periode ini merupakan periode penting dalam pemerolehan bahasa pertama.
5. Bahasa Dalam Keadaan Luar Biasa
   Gangguan bahasa dan kerusakan otak (Field, 2003: 2).
6. Akuisisi bahasa pertama
   Pemerolehan, tahapan bayi untuk memperoleh bahasa pertama mereka (Field, 2003: 3).




Daftar Pustaka


Field, John. 2003. Psycholinguistics: A Resource Book For Students. Routledge: Taylor& Francis Group.
Steinberg, Danni. D& Natalia. V. Sciarini. 2006. An Introduction to Psycholinguistics. London: Pearson Education Limited. 
Waren, Paul. 2013. Introducing Psycholinguistics. Cambrige University Prees.
W, Reiber. R. 1980. Applied Psycholinguistics and Mental Health. Plenum Press. New York.