Senin, 12 Juni 2017

SEDEKAH, THE EASY PATH TO JANNAH

"If you put the one in easy path, so Allah would put you through in easy life." 
Sebagai manusia, kita memang terkadang dibutakan oleh dunia. Kadang kita temukan orang berkecukupan namun jarang bersedekah. Sebaliknya, kita lebih banyak menemukan orang yang bisa dibilang untuk makan saja susah, namun kerap kali mereka menyisihkan rezeki mereka untuk bersedekah. Pola fikir memang menjadi satu-satunya permasalahan bagi sebagian orang saat ini. kalau soal mode, makan dan fashion, tak tanggung-tanggung, mereka mampu meroogoh kocek lebih dalam untuk memperoleh kepuasaan yang hanya bersifat sementara. Seketika mereka dihadapkan pada sedekah yang sudah jelas menjadi amal jariyah, mereka malah berfikir dan menimbang-nimbang berapa yang harus disedekahkan. Mungkin kita kurang memahami konsep sedekah itu seperti apa sehingga kita sebagai manusia hanya tahu bersedekah itu hanya dengan uang padahal senyum pun, hal yang paling mudah dilakukan, mampu menjadi tanda sedekah bagi kita sesama umat manusia.

Memang pola fikir kita terhadap sedekah harus diubah. Memikirkan sedekah hanya akan menghabiskan uang kita adalah hal yang sia-sia. Malah sebaliknya, sedekah justru memperkaya diri kita, menjadi tabungan hari akhir yang akan kita tuai di akhirat kelak, jika memang di dunia kita bersedekah dengan ikhlas hanya karena Allah. Rasulullah saw. Telah memberikan penjelasan kepada kita bahwa ada beberapa hal yang menjadikan perlakuan kita di dunia ini yang takkan pernah terputus amalnya yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim). Saya yakin, kita semua merasakan bagaimana rasanya memiliki tabungan di waktu kecil. Masih terngiang di kepala kita ketika memiliki tabungan/celengan berbentuk ayam yang terbuat dari  tanah liat. Sedikit demi sedikit uang logam maupun kertas terisi di dalamnya. Dan ketika penuh, kita pun memecahkan celengan tersebut dan menuai hasilnya. Alangkah nikmat rasanya ketika uang yang dahulunya hanya selembar menjadi ribuan lembaran yang ada. Begitulah rasanya kelak ketika kita menuai amalan-amalan kebaikan kita terkhususnya sedekah kita di dunia.

Namun yang menjadi permasalahan sekarang ini, terkadang kita sebagai mahluk yang dititipkan sifat iri dan sombong ini terkadang masih memikirkan jumlah yang perlu disedekahkan, padahal bukan itu yang menjadi penilaian Allah. lebih dari itu, Allah menilai niat seseorang dalam menyedekahkan hartanya. Pernah saya mendengar ketika seorang ustad berceramah di salah satu stasiun radio di kota saya. Kala itu beliau membicarakan salah seorang yang bersedekah di masjid yang hanya menyedekahkan lima ratus perak. Kemudian beliau mengatakan “bagaimana mungkin engkau masuk surga hanya dengan lima ratus perak, emang surga itu milik nenek moyang kamu?” dari pernyataan beliau tersebut timbul beberapa pertanyaan dalam benak saya, apakah kita bersedekah lima ratus perak itu dilarang? Ataukah ada batasan nilai tertentu untuk bersedekah? Dan yang paling penting, apakah kita bersedekah karena ingin masuk surga?

Sekali lagi, niat memang menjadi hal utama dalam perilaku dan perbuatan kita di dunia. Meskipun kita melakukan suatu kebaikan namun niat kita yang salah maka apa yang kita tuai nantinya tidak akan sesuai seperti yang kita harapkan. Terkait sedekah lima ratus perak, dalam pandangan saya, itu sah-sah saja karena yang menjadi ukurannya adalah niatan kita. meskipun kita bersedekah sekian juta hanya untuk pamer maka hasilnya sia-sia saja. namun, jika kita memiliki uang lebih dari itu, mengapa tidak kita sedekahkan. But who knows, Allah yang melihat dan menilai apa yang kita lakukan di dunia ini, apakah kita melakukan sesuatu karenaNya ataukah karena ingin menuai pujian orang lain. Wallahu a’lam bishawab. Dialah yang memutuskan dimana dan akan kemana kita kan menuju. 

Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang selalu diringankan dalam bersedekah, berapapun nilainya, sungguh sesuatu yang kecil jika dilakukan terus menerus dan dengan niat yang tulus maka insya Allah, Allah akan memberikan ganjaran yang lebih baik di akhirat nanti.


0 komentar:

Posting Komentar